Monday, December 17, 2007

Bullying Art in the Office

Mengenali budaya bullying di kantor

Pernahkah anda mengalami rasa enggan yang teramat sangat saat hendak berangkat ke kantor karena anda sudah membayangkan akan mengalami 1 hari yang menyeramkan di kantor. Pernahkah anda merasa mual saat menunggu bos datang dan jantung anda serasa hendak copot saat ajudan bos datang ke kantor dan membawa tas kerja bos anda. Pernahkah anda merasa gembira luar biasa saat mengetahui bahwa bos anda harus menghadiri suatu meeting di luar dan tidak dapat datang ke kantor satu hari penuh.

Jika anda menjawab “ya” untuk semua pertanyaan di atas berarti anda sedang menjadi korban bullying yang dilakukan oleh bos anda.

Atau anda merasa bahwa semua orang mendadak menundukkan kepala dan tidak berbicara dengan jujur saat bicara dengan anda. Di suatu saat, anda merasa bahwa bawahan anda sedang membicarakan keburukan anda di belakang. Atau anda selalu memberikan instruksi dengan suara keras sehingga bawahan tidak mampu untuk memberikan pendapat berbeda.

Jika anda menjawab “ya” untuk semua pertanyaan tadi, mungkin anda sedang menjadi pelaku bullying di kantor.

Bullying yang saat ini sedang ramai dibicarakan karena perilaku beberapa siswa sekolah favorit di Jakarta sebenarnya juga rawan terjadi di kantor. Di beberapa kantor yang mempunyai budaya yang kaku, praktek tekanan terhadap karyawan jamak terjadi.

Praktek menekan yang dilakukan oleh atasan biasanya akan diimbangi oleh budaya gossip di antara bawahan. Praktek gossip ini dilakukan untuk menetralisir suasana hati yang buruk saat menghadapi tekanan atasan. Untuk menambah runyam suasana, yang umum terjadi adalah adanya mata mata yang disusupkan oleh atasan yang merasa bahwa dirinya sedang dibicarakan oleh anak buahnya.

Tiga budaya yang tidak produktif dan saling berkaitan ini (bullying – gossip – espionage) pada akhirnya akan menghancurkan kerjasama tim dan membuat suasana kantor menjadi tidak nyaman untuk bekerja. Produktifitas yang tercapai adalah produktifitas semu yang nampak di peningkatan dan pencapaian target , namun menghabiskan komponen lainnya yaitu turn over pegawai.
Seorang pegawai tidak akan bertahan lama di suasana seperti ini, dan hanya orang orang yang dekat pada atasan saja yang akan survive. Jika atasan pelaku bullying adalah pemilik perusahaan, maka bawahan yang survive akan menjadi orang kepercayaan. Sedangkan jika atasan pelaku bullying hanyalah seorang pegawai yang dapat dimutasi, maka orang yang menjadi mata mata atasan biasanya akan tersingkir dari pergaulan saat terjadi mutasi atasan.

Apakah kantor anda mempunyai suasana yang tidak menguntungkan seperti ini? Jika ya, berarti anda telah terjebak dalam suasana kantor yang tidak menguntungkan. Ada baiknya anda segera menentukan akan berada di posisi mana untuk menjamin karir anda di perusahaan ini.

Atau anda memilih untuk melanjutkan karir di tempat lain?
Oleh Loys Gunawan

No comments:

Google